بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Hadistnya:
عَنْ أبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمْ قَالَ: تُنْكَحُ المَرْأةُ لِأَرْبَعٍ:
لمِالِهَا، وَلِحَسَبِهَا، وَلِجَمَالِهَا، وَلِدِيْنِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكْ
Dari
Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda: “Seorang perempuan dinikahi karena empat perkara. Yaitu karena hartanya, karena
kedudukannya, karena kecantikannya, (atau) karena agamanya. Pilihlah yang beragama, maka kau
akan beruntung. Jika tidak hidupmu akan jadi sempit.
(HR. Bukhari dan Muslim)
Bro sist
sekalian yang baik hati sholih dan sholihah pastinya sudah tahu dan sangat
sering kita mendengar atau langsung membaca hadist tersebut. Inilah hadist yang
sangat populer yang disampaikan Rasulullah untuk memberikan bimbingan kepada
umatnya dalam memilih pendamping hidup (isteri/suami).
Selain pemilihan pasangan hidup, sisi lain yang saya pahami dari hadist tersebut
adalah bahwa Allah dan Rasul-Nya sangat mengetahui tabiat dan watak manusia.
Manusia cenderung tertarik kepada seseorang yang cantik atau tampan, senang
akan keindahan yang menyegarkan mata. Kemudian manusia juga cenderung menyukai
harta benda, dan jabatan. Begitulah Islam, Agama yang sesuai dengan fitrah
manusia. Sampai dalam aspek pemilihan pasangan hidup pun Islam tetap
mengakomodir kebutuhan bahkan kesenangan manusia yang sudah fitrahnya seperti
itu.
Kawan, ketiga
aspek dari redaksi hadist diatas adalah aspek yang erat kaitannya dengan hawa
nafsu dan perhiasan dunia (harta, tahta, wanita). Ketiga aspek inilah yang merepresentasikan
kecenderungan manusia akan fitrahnya yang cinta dunia. Tetapi perhatikanlah
kawan, ini artinya adalah bahwa Islam tidak menafikan fitrah kita sebagai
manusia yang diberikan hawa nafsu oleh Allah. Justru Islam mengatur dan
membimbing hawa nafsu agar sesuai dengan waktu yang tepat dan cara yang sesuai
syariat. Syariat Islam telah komprehensif mengatur bagaimana seharusnya hawa
nafsu itu di maintain dan disalurkan sesuai dengan syariat. Oleh karena itu
dalam redaksi hadist di atas Rasulullah menyebutkan dahulukanlah memilih yang
baik pemahaman dan pengamalan agamanya, niscaya kau akan beruntung dunia dan
akhirat.
Rasulullah
memperingatkan kita dengan sempitnya kehidupan kita jika kita hanya memilih
pasangan hanya karena berdasarkan rupa harta dan tahta semata. Apa gunanya rupa
menawan, harta melimpah, jabatan tersemat tanpa pemahaman dan pengamalan agama?
tentu hanya akan membuat rumah tangga gelisah, hampa tiada berkah. InsyaAllah
pada tulisan kali ini saya akan mencoba mengkuantifikasi hadist ini yang
mudah-mudahan dapat bermanfaat dan dapat kawan-kawan aplikasikan dalam memilih
calon pendamping terbaik.
Baiklah metode
ini menggunakan metode Composit
Performance Index (CPI). Pastinya kawan-kawan sudah banyak mengetahui mengenai metode ini.
Metode ini sebetulnya adalah salah satu metode pengambilan keputusan pada entitas bisnis tertentu dari beberapa
alternatif yang tersedia. Namun demikian, menurut saya sepertinya ini masih bisa
kita coba gunakan sebagai alat memperhitungkan calon pasangan terbaik.
Sebelum kita memulai masuk dalam praktis
perhitungannya, ada perlunya saya jelaskan dulu sistematika berpikir dalam
memberikan pembobotan bagi masing-masing aspek dari ke-4 aspek ini. Merujuk
hadist di atas, Rasulullah menganjurkan mengutamakan yang baik pemahaman dan
pengamalan agamanya. Komponen agama yang baik ini kita anggap saja memiliki 3
komponen di dalamnya yaitu:
1. Dapat membaca Al-Quran dengan tartil dan tajwid yang benar. (max. 25
poin)
2. Pemahaman Al-Quran dan hadist serta implementasinya dalam keseharian.
(max. 40 poin)
3. Memahami ilmu keislaman (fiqh, sejarah islam, muamalah, dll) memahami akhlaq
yang baik dan melakukannya. (max. 35 poin)
Jadi total poin yang didapatkan adalah 100 poin. Nah karena Rasulullah
menganjurkan kita untuk mengutamakan agamanya, berarti bobot agama memiliki
bobot paling berat dari aspek lainnya dalam memilih jodoh. Bahkan dalam riwayat
yang lain Rasulullah bersabda bahwa menikah adalah menyempurnakan separuh dari
agama seseorang. Maka atas dasar pemikiran ini, saya berikan aspek agama ini memiliki
bobot terbesar yaitu sebesar 0,50.
Berlanjut ke aspek
kedua adalah kecantikan atau kertampanan. Badannya yang sehat, bersih, parasnya
yang elok menawan berhiaskan make up sederhana berbalut busana yang syar’i, anggun
dan santun, alisnya berbaris rapi bagaikan barisan semut, badannya yang ideal
ramping atau kekar, tinggi semampai, segar wangi nafas dan badannya. Jadi
komponen kecantikan atau ketampanan menurut saya hanya ada 2 komponen di
dalamnya yaitu:
1. Keelokan paras wajah. (max. 50 poin)
2. Keelokan bentuk fisik (max. 50 poin)
Jadi aspek ini juga memiliki poin maksimal 100.
Sudah fitrahnya manusia menyukai segala sesuatu yang
indah. Mata lahir pasti akan terpesona dengan kecantikan atau ketampanan, ini
suatu keniscayaan. Boleh-boleh saja kita mencintai seseorang disebabkan
kecantikan atau ketampanannya, ini wajar. Yang tidak wajar adalah kita
mencintai seseorang hanya dikarenakan kecantikan atau ketampanannya saja
tanpa memperhatikan hal lainnya. Nah, kecantikan atau ketampanan ini saya
asumsikan memiliki bobot 0,23 karena fitrah manusia cenderung suka akan
keindahan.
Aspek berikutnya setelah kecantikan atau ketampanan
adalah harta. Aspek inilah yang apabila dijabarkan pasti akan panjang sekali.
Karena berbicara mengenai harta, mau tidak mau kita berbicara jenis hartanya,
cara mendapatkannya, dan cara menghabiskannya. Pada prinsipnya, menikah memang membutuhkan
biaya. Rasulullah amat menyadari kondisi tersebut, oleh karena itu beliau
menyebutkan aspek harta ini dalam sabdanya. Akan tetapi janganlah harta menjadi
pertimbangan berlebihan bahkan menjadikan kita takut hingga menunda-nunda
pernikahan dengan berbagai alasan “belum mapan” “belum punya rumah”, “belum
punya ini dan itu”, dan berbagai alasan lainnya yang berkaitan dengan harta.
Ada baiknya pula sang wanita tidak meminta mahar yang mempersulit pria. Karena
seberkah-berkahnya seorang wanita dan pernikahan yang paling besar keberkahannya
adalah yang paling mudah maharnya. Jadi sesuaikanlah maharnya menurut kemampuan
sang pria. Sebaliknya, sang pria pun tidak boleh pasrah seadanya dalam
memberikan mahar. Pria yang baik akan berusaha sekuat tenaga memberikan mahar
terbaik bagi calon wanitanya.
Kawan-kawan para pria yang baik hati, ketahuilah
justru kalau Anda yang saat ini dari segi finansial tergolong biasa-biasa saja
bahkan miskin (kaya saya) yang ingin menjadi kaya, yang ingin banyak harta,
maka salah satu caranya adalah dengan menikah. Menikah itu pembuka rezeki yang
selama ini tertutup, menikah itu mencukupkan kehidupanmu karena orang yang
menikah dengan niat yang baik, maka Allah langsung yang akan menjamin rezekinya
sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surat An-Nur ayat 32 yang artinya “dan
kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak
(berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan
kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha mengetahui.”
Jadi sudah sangat jelas bahwa justru dengan menikah
akah membuat kita menjadi kaya dan cukup karena Allah langsung yang akan
menjamin rezekinya selama kita berusaha. Ada pepatah yang bilang “jangan lihat
keadaanya saat ini, tapi lihatlah potensinya akan jadi apa dia di masa depan”. Pria
sukses selalu merintis segalanya dari bawah, dan wanita yang sukses adalah
wanita yang mendampingi prianya dari nothing to something. Wanita
katanya adalah investor terbaik. Dia mampu melihat potensi laki-laki yang akan
sukses besar di masa depan. Tak melihat keadaannya saat ini, tapi potensi yang
dimiliki prianya yang dia damping dan dia support hingga menjadi pria yang
sukses. Bukankah lebih indah apabila sepasang pasangan membangun kesejahteraan
bersama? Keduanya merasakan perjuangan, susah dan senang, sabar dan syukur
bersama. Ini akan jauh lebih indah dan merekatkan hubungan keduanya. Terlalu
rumit dan banyak sekali apabila saya menjabarkan komponen-komponen yang terdapat
dalam aspek harta ini. Nanti malah jadi sebuah tesis (malah repot). Hehehe. Atas
dasar pemikiran tersebut, maka aspek harta ini saya beri bobot tidak terlau
besar yaitu hanya sebesar 0,12. Dengan poin dari 0 sampai dengan
maksimal 100.
Bagaikan pinang dibelah kampak, serupa namun tak sama.
Aspek berikutnya adalah aspek kedudukan atau jabatan. Aspek ini serupa dengan
aspek harta. Mengapa? karena biasanya orang-orang yang memiliki jabatan otomatis
memiliki harta. Atau sebaliknya, biasanya orang-orang yang berharta, dia
memiliki kedudukan di masyarakat ataupun memiliki pengaruh yang signifikan di
masyarakat. Maka menurut hemat saya, tanpa memerlukan penjelasan panjang lebar
dan juga tidak ada komponen di dalamnya saya rasa. Karena serupa, untuk aspek
ini saya juga memberikan bobot yang sama dengan aspek harta yaitu sebesar 0,10.
Dengan poin dari 0 sampai dengan maksimal 100.
Pada riwayat yang lain, Rasulullah juga menyebutkan
aspek Nasab (keturunan). Riwayat yang lain juga menyebutkan bahwa salah
satu dari aspek yang perlu dipertimbangkan dalam memilih calon pendamping
adalah keturunannya. Keturunan yang berasal dari kalangan ningrat, pejabat,
presiden atau tokoh lainnya di masyarakat juga menjadi pertimbangan. Tentunya
kita tidak bisa memilih dari rahim siapa kita dilahirkan, atau dari keluarga
mana kita dilahirkan. Semua itu hanya Allah yang dapat mengaturnya. Nah karena
aspek ini kita tidak bisa mengutak-atiknya sedikitpun, maka untuk aspek nasab
ini saya beri bobot terendah yaitu sebesar 0,05. Dengan poin dari 0
sampai dengan maksimal 100.
Bagaimana? sudah sangat jelas dan logis kan ya dasar
argumentasi saya dalam memberikan pembobotan bagi masing-masing aspek tersebut?
baik sekarang mari kita masuk ke perhitungan teknis metode Composit
Performance Index. Kita asumsikan Anda memiliki 3 calon untuk menentukan 1
diantara mereka yang akan Anda ajak ta’aruf dan kemudian menikah. Calon
pertama sebut saja namanya mawar, calon kedua sebut saja melati,
dan calon ketiga sebut saja dahlia. Bertahun-tahun Anda mengenal
wanita-wanita ini anggap saja Anda sangat mengetahui profil mereka semua. Anda
mem-break down profil, karakteristik, dan perilaku mereka semua. Maka
didapatkanlah poin-poin sebagai berikut:
1. Mawar (Aspek Agama)
ü
Merdu suaranya ketika membaca Al-Quran,
namun kefasihan tajwidnya kurang bagus (skor 20).
ü
Memahami Al-Quran dan Hadist dengan baik,
sudah baik dalam penerapannya di keseharian hanya saja belum konsisten dalam
menjalankannya (skor 30).
ü
Akhlaqnya baik sopan kepada orang tua,
tidak pelit kepada sahabat, tapi saking dermawannya suka berlebihan ketika
shoping (skor30).
ü Total poin aspek agama adalah 80.
Mawar (Aspek Kecantikan)
ü
Rajin berolahraga, rajin ke salon,
berjilbab rapih namun pakaiannya masih ketat dan menampakkan lekuk tubuh. (skor
25).
ü
Cantik nan imut wajahnya, lembut bahasanya
bagaikan petugas call center, halus raut wajahnya, tinggi ideal seorang wanita
(skor 50).
ü Total poin aspek kecantikan adalah 75.
Mawar (Aspek Harta dan Kedudukan/Jabatan)
ü Karyawan swasta yang cerdas dan
potensial mendapatkan promosi jabatan (skor 65).
Mawar (Aspek Nasab/ Keturunan)
ü
Berasal dari keluarga terpandang, anak
pejabat anggota parlemen (skor 85).
2. Melati (Aspek Agama)
ü
Membaca Al-Quran dengan memahami tajwid, namun
masih terbata-bata (skor 22).
ü
Pemahaman dan pengamalan Al-Quran serta Hadist
masih belum baik (skor 18).
ü
Mudah emosi, pintar memasak, namun keras
kepala dan sulit sekali dinasihati (25).
ü
Total skor aspek agama adalah 65 poin.
Melati (Aspek Kecantikan)
ü
Perawatan terbaik wanita dari ujung kaki
hingga ujung rambut, tinggi semampai, sehat energik dan gesit. Wajah cantik nyaris
sempurna (skor 50).
ü
Belum berhijab, rpakaian sopan, sederhana
namun anggun, nyaris sempurna (skor 40)
ü
Total aspek kecantikan adalah 90 poin.
Melati (Aspek Harta dan Kedudukan)
ü
Junior manajer di perusahaan multinasional,
gaji tinggi, berpendidikan tinggi dengan gelar Master of Business
Administration. (skor 90).
Melati (Aspek Nasab/ Keturunan)
ü
Anak dari menteri kabinet kerja Jokowi,
keluarga politik terpandang dan berpendidikan (skor 95).
3. Dahlia (Aspek Agama)
ü
Suaranya biasa-biasa saja dalam membaca
Al-Quran, tetapi tajwidnya bagus, dan makhrajnya jelas. (skor 25).
ü
Pemahaman Al-quran dan hadistnya sangat
baik, namun dia masih merasa kurang sehingga tiada hari tanpa mempelajari
keduanya. Dan berusaha kaffah serta istiqomah untuk mewujudkannya
pada keseharian. (skor 38).
ü
Akhlaqnya merupakan cerminan dari apa yang
ada di dalam kepala dan hatinya. Ditunjang pemahaman Al-quran dan hadist nyang
baik, tekad mengaplikasikan keduanya dalam kehidupan, menjadikan dirinya
memiliki akhlaqul kariimah (skor 35).
ü
Total skor aspek agama adalah 98.
Dahlia (Aspek Kecantikan)
ü
Penampilannya sangat bersahaja. rapih,
bersih, syar’i, simpel, aurat tertutup sempurna, enak dipandang dan tidak
membosankan. (skor 45).
ü
Tidak terlalu tinggi, tidak terlalu cantik
cenderung biasa-biasa saja. Tidak kurus tidak gemuk, sehat dan aktif bergerak
(skor 30).
ü
Total skor aspek kecantikan adalah 75.
Dahlia (Aspek Harta dan Kedudukan)
ü
Sedang merintis usaha berdagang sembako
kecil-kecilan, tidak ada yang istimewa dari harta dan kedudukannya (skor 55).
Dahlia (Aspek Nasab/ Keturunan)
Bersala dari keluarga baik yang sederhana, biasa saja
tanpa status dan ketokohan dalam masyarakat (skor 60).
Dari semua data diatas selanjutnya kita rangkum
dalam table berikut:
|
Agama
|
Kecantikan
|
Harta
|
Kedudukan
|
Keturunan
|
Total
|
Mawar
|
80
|
75
|
65
|
65
|
85
|
370
|
Melati
|
65
|
90
|
90
|
90
|
95
|
430
|
Dahlia
|
98
|
75
|
55
|
55
|
60
|
343
|
Bobot
|
0.5
|
0.23
|
0.12
|
0.1
|
0.05
|
1
|
Tabel 1
Pada posisi awal ini melati memiliki nilai yang
terbesar, melati jauh mengungguli 2 kandidat lainnya. Langkah perhitungan berikutnya
adalah membuat index, karena dari kasus disini adalah berbanding positif,
artinya semakin besar skornya semakin baik jadi angka terkecil dari masing-masing
aspek kita jadikan penyebutnya. Perhitungannya sebagai beikut:
Mawar: (80/65 x 100), (75/75 x 100), (65/55 x 100), (56/55 x 100), (85/60 x 100).
Melati: (65/65 x 100), (90/75 x 100), (90/55 x 100), (90/55 x 100), (95/60 x 100).
Dahlia: (98/65 x 100), (75/75 x 100), (55/55 x 100), (55/55 x 100), (60/60 x 100)
Hasil perhitungan excelnya adalah pada table
berikut:
Agama
|
Kecantikan
|
Harta
|
Kedudukan
|
Keturunan
|
Total
|
|
Mawar
|
123.08
|
100.00
|
118.18
|
118.18
|
141.67
|
601.11
|
Melati
|
100
|
120.00
|
163.64
|
163.64
|
158.33
|
705.61
|
Dahlia
|
150.77
|
100
|
100
|
100
|
100
|
550.77
|
Bobot
|
0.5
|
0.23
|
0.12
|
0.1
|
0.05
|
1
|
Kita masih dapati bahwa total skor melati
di perhitungan tahap 2 ini masih terbesar dan jauh mengungguli mawar apalagi
dahlia. Kemudian langkah berikutnya kita kalikan dengan bobot masing-masing
aspek.
Mawar: (132.08 x 0.5),
(100 x 0.23), (118.18 x 0.12), (118.18 x 0.1), (141.67 x 0.05)
Melati:
(100 x 0.5), (120 x 0.23), (163.64 x 0.12), (163.64 x 0.12), (158.33 x 0.05)
Dahlia:
(150.77 x 0.5), (100 x 0.23), (100 x 0.12), (100 x 0.1), (100 x 0.05)
Didapatkanlah
hasil perhitunagn akhir excelnya sebagai berikut:
Agama
|
Kecantikan
|
Harta
|
Kedudukan
|
Keturunan
|
Total
|
Rank
|
|
Mawar
|
61.54
|
23.00
|
14.18
|
11.818
|
7.08
|
117.62
|
3
|
Melati
|
50
|
27.60
|
19.64
|
16.364
|
7.92
|
121.52
|
2
|
Dahlia
|
75.38
|
23
|
12
|
10
|
5
|
125.38
|
1
|
Bobot
|
0.5
|
0.23
|
0.12
|
0.1
|
0.05
|
1
|
|
Kawan-kawan yang baik hati, walaupun kecantikannya
biasa saja, berasal dari keluarga biasa,
berkedudukan rakyat biasa dan berkantong apa adanya. terbukti bahwa calon
pendamping yang memiliki pemahaman dan pengamalan agama yang baik mempunyai penilaian
keseluruhan tertinggi. Meskipun Dahlia
kalah dalam ke-empat aspek lainnya dibandingkan dengan 2 orang calon lainnya,
tetapi dahlia menghasilkan poin tertinggi yaitu sebesar 134,9 dikarenakan
dahlia memahami dan mengamalkan ajaran Al-Quran dan Hadist.
Kawan-kawan sekalian metode CPI ini memang
sebetulnya metode yang lebih cocok dipakai untuk data-data kuantitatif asli,
tapi yang mau saya tunjukan disini adalah memberikan sharing informasi kepada
kawan-kawan semua agar lebih measurable dalam mempertimbangkan calon pendampingnya.
Tentunya kriteria-kriteria diatas hanyalah sebagai contoh saja. Kawan-kawan
pastinya memiliki preferensi sendiri dalam menentukan kriteria, skor penilaian,
dan pembobotannya masing-masing. Pada tulisan ini pembobotan dan landasan
berpikir saya adalah hadist Rasulullah dan Al-Quran yang menjadi pedoman
kesuksesan kita di dunia dan akhirat.
Semoga
artikel sederhana ini bermanfaat memberikan tambahan informasi dan saran bagi
kawan-kawan semua. Selain mempertimbangkan, mintalah saran kepada orang tua,
kerabat dan orang-orang sholih/sholihah dalam memilih calon pendamping. Dan
selalu libatkanlah Allah dalam memilih. Karena Allah Maha Mengetahui yang
terbaik bagi kita, Allah lebih Mengetahui diri kita dibandingkan diri kita
sendiri.
Hendri Wijaya
Bachelor of Islamic Economics from Faculty of Sharia and Law (muamalat.fsh.uinjkt.ac.id)
Graduate Student of Master Program in Sharia Management
Tidak ada komentar:
Posting Komentar