Salam

Salam

Rabu, 18 Maret 2015

KUANTIFIKASI HADIST RASULULLAH DALAM MEMILIH JODOH

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Hadistnya:
عَنْ أبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمْ قَالَ: تُنْكَحُ المَرْأةُ لِأَرْبَعٍ:
 لمِالِهَا، وَلِحَسَبِهَا، وَلِجَمَالِهَا، وَلِدِيْنِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكْ

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda: “Seorang perempuan dinikahi karena empat perkara. Yaitu karena hartanya, karena kedudukannya, karena kecantikannya, (atau) karena agamanya. Pilihlah yang beragama, maka kau akan beruntung. Jika tidak hidupmu akan jadi sempit.
(HR. Bukhari dan Muslim)
Bro sist sekalian yang baik hati sholih dan sholihah pastinya sudah tahu dan sangat sering kita mendengar atau langsung membaca hadist tersebut. Inilah hadist yang sangat populer yang disampaikan Rasulullah untuk memberikan bimbingan kepada umatnya dalam memilih pendamping hidup (isteri/suami).

Selain pemilihan pasangan hidup, sisi lain yang saya pahami dari hadist tersebut adalah bahwa Allah dan Rasul-Nya sangat mengetahui tabiat dan watak manusia. Manusia cenderung tertarik kepada seseorang yang cantik atau tampan, senang akan keindahan yang menyegarkan mata. Kemudian manusia juga cenderung menyukai harta benda, dan jabatan. Begitulah Islam, Agama yang sesuai dengan fitrah manusia. Sampai dalam aspek pemilihan pasangan hidup pun Islam tetap mengakomodir kebutuhan bahkan kesenangan manusia yang sudah fitrahnya seperti itu.
Kawan, ketiga aspek dari redaksi hadist diatas adalah aspek yang erat kaitannya dengan hawa nafsu dan perhiasan dunia (harta, tahta, wanita). Ketiga aspek inilah yang merepresentasikan kecenderungan manusia akan fitrahnya yang cinta dunia. Tetapi perhatikanlah kawan, ini artinya adalah bahwa Islam tidak menafikan fitrah kita sebagai manusia yang diberikan hawa nafsu oleh Allah. Justru Islam mengatur dan membimbing hawa nafsu agar sesuai dengan waktu yang tepat dan cara yang sesuai syariat. Syariat Islam telah komprehensif mengatur bagaimana seharusnya hawa nafsu itu di maintain dan disalurkan sesuai dengan syariat. Oleh karena itu dalam redaksi hadist di atas Rasulullah menyebutkan dahulukanlah memilih yang baik pemahaman dan pengamalan agamanya, niscaya kau akan beruntung dunia dan akhirat.
Rasulullah memperingatkan kita dengan sempitnya kehidupan kita jika kita hanya memilih pasangan hanya karena berdasarkan rupa harta dan tahta semata. Apa gunanya rupa menawan, harta melimpah, jabatan tersemat tanpa pemahaman dan pengamalan agama? tentu hanya akan membuat rumah tangga gelisah, hampa tiada berkah. InsyaAllah pada tulisan kali ini saya akan mencoba mengkuantifikasi hadist ini yang mudah-mudahan dapat bermanfaat dan dapat kawan-kawan aplikasikan dalam memilih calon pendamping terbaik.
Baiklah metode ini menggunakan metode Composit Performance Index (CPI). Pastinya kawan-kawan sudah banyak mengetahui mengenai metode ini. Metode ini sebetulnya adalah salah satu metode pengambilan keputusan pada entitas bisnis tertentu dari beberapa alternatif yang tersedia. Namun demikian, menurut saya sepertinya ini masih bisa kita coba gunakan sebagai alat memperhitungkan calon pasangan terbaik.
Sebelum kita memulai masuk dalam praktis perhitungannya, ada perlunya saya jelaskan dulu sistematika berpikir dalam memberikan pembobotan bagi masing-masing aspek dari ke-4 aspek ini. Merujuk hadist di atas, Rasulullah menganjurkan mengutamakan yang baik pemahaman dan pengamalan agamanya. Komponen agama yang baik ini kita anggap saja memiliki 3 komponen di dalamnya yaitu:
1.      Dapat membaca Al-Quran dengan tartil dan tajwid yang benar. (max. 25 poin)
2.      Pemahaman Al-Quran dan hadist serta implementasinya dalam keseharian. (max. 40 poin)
3.      Memahami ilmu keislaman (fiqh, sejarah islam, muamalah, dll) memahami akhlaq yang baik dan melakukannya. (max. 35 poin)
Jadi total poin yang didapatkan adalah 100 poin. Nah karena Rasulullah menganjurkan kita untuk mengutamakan agamanya, berarti bobot agama memiliki bobot paling berat dari aspek lainnya dalam memilih jodoh. Bahkan dalam riwayat yang lain Rasulullah bersabda bahwa menikah adalah menyempurnakan separuh dari agama seseorang. Maka atas dasar pemikiran ini, saya berikan aspek agama ini memiliki bobot terbesar yaitu sebesar 0,50.
            Berlanjut ke aspek kedua adalah kecantikan atau kertampanan. Badannya yang sehat, bersih, parasnya yang elok menawan berhiaskan make up sederhana berbalut busana yang syar’i, anggun dan santun, alisnya berbaris rapi bagaikan barisan semut, badannya yang ideal ramping atau kekar, tinggi semampai, segar wangi nafas dan badannya. Jadi komponen kecantikan atau ketampanan menurut saya hanya ada 2 komponen di dalamnya yaitu:
1.      Keelokan paras wajah. (max. 50 poin)
2.      Keelokan bentuk fisik (max. 50 poin)
Jadi aspek ini juga memiliki poin maksimal 100.
Sudah fitrahnya manusia menyukai segala sesuatu yang indah. Mata lahir pasti akan terpesona dengan kecantikan atau ketampanan, ini suatu keniscayaan. Boleh-boleh saja kita mencintai seseorang disebabkan kecantikan atau ketampanannya, ini wajar. Yang tidak wajar adalah kita mencintai seseorang hanya dikarenakan kecantikan atau ketampanannya saja tanpa memperhatikan hal lainnya. Nah, kecantikan atau ketampanan ini saya asumsikan memiliki bobot 0,23 karena fitrah manusia cenderung suka akan keindahan.
Aspek berikutnya setelah kecantikan atau ketampanan adalah harta. Aspek inilah yang apabila dijabarkan pasti akan panjang sekali. Karena berbicara mengenai harta, mau tidak mau kita berbicara jenis hartanya, cara mendapatkannya, dan cara menghabiskannya. Pada prinsipnya, menikah memang membutuhkan biaya. Rasulullah amat menyadari kondisi tersebut, oleh karena itu beliau menyebutkan aspek harta ini dalam sabdanya. Akan tetapi janganlah harta menjadi pertimbangan berlebihan bahkan menjadikan kita takut hingga menunda-nunda pernikahan dengan berbagai alasan “belum mapan” “belum punya rumah”, “belum punya ini dan itu”, dan berbagai alasan lainnya yang berkaitan dengan harta. Ada baiknya pula sang wanita tidak meminta mahar yang mempersulit pria. Karena seberkah-berkahnya seorang wanita dan pernikahan yang paling besar keberkahannya adalah yang paling mudah maharnya. Jadi sesuaikanlah maharnya menurut kemampuan sang pria. Sebaliknya, sang pria pun tidak boleh pasrah seadanya dalam memberikan mahar. Pria yang baik akan berusaha sekuat tenaga memberikan mahar terbaik bagi calon wanitanya.
Kawan-kawan para pria yang baik hati, ketahuilah justru kalau Anda yang saat ini dari segi finansial tergolong biasa-biasa saja bahkan miskin (kaya saya) yang ingin menjadi kaya, yang ingin banyak harta, maka salah satu caranya adalah dengan menikah. Menikah itu pembuka rezeki yang selama ini tertutup, menikah itu mencukupkan kehidupanmu karena orang yang menikah dengan niat yang baik, maka Allah langsung yang akan menjamin rezekinya sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surat An-Nur ayat 32 yang artinya “dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha mengetahui.”
Jadi sudah sangat jelas bahwa justru dengan menikah akah membuat kita menjadi kaya dan cukup karena Allah langsung yang akan menjamin rezekinya selama kita berusaha. Ada pepatah yang bilang “jangan lihat keadaanya saat ini, tapi lihatlah potensinya akan jadi apa dia di masa depan”. Pria sukses selalu merintis segalanya dari bawah, dan wanita yang sukses adalah wanita yang mendampingi prianya dari nothing to something. Wanita katanya adalah investor terbaik. Dia mampu melihat potensi laki-laki yang akan sukses besar di masa depan. Tak melihat keadaannya saat ini, tapi potensi yang dimiliki prianya yang dia damping dan dia support hingga menjadi pria yang sukses. Bukankah lebih indah apabila sepasang pasangan membangun kesejahteraan bersama? Keduanya merasakan perjuangan, susah dan senang, sabar dan syukur bersama. Ini akan jauh lebih indah dan merekatkan hubungan keduanya. Terlalu rumit dan banyak sekali apabila saya menjabarkan komponen-komponen yang terdapat dalam aspek harta ini. Nanti malah jadi sebuah tesis (malah repot). Hehehe. Atas dasar pemikiran tersebut, maka aspek harta ini saya beri bobot tidak terlau besar yaitu hanya sebesar 0,12. Dengan poin dari 0 sampai dengan maksimal 100.
Bagaikan pinang dibelah kampak, serupa namun tak sama. Aspek berikutnya adalah aspek kedudukan atau jabatan. Aspek ini serupa dengan aspek harta. Mengapa? karena biasanya orang-orang yang memiliki jabatan otomatis memiliki harta. Atau sebaliknya, biasanya orang-orang yang berharta, dia memiliki kedudukan di masyarakat ataupun memiliki pengaruh yang signifikan di masyarakat. Maka menurut hemat saya, tanpa memerlukan penjelasan panjang lebar dan juga tidak ada komponen di dalamnya saya rasa. Karena serupa, untuk aspek ini saya juga memberikan bobot yang sama dengan aspek harta yaitu sebesar 0,10. Dengan poin dari 0 sampai dengan maksimal 100.
Pada riwayat yang lain, Rasulullah juga menyebutkan aspek Nasab (keturunan). Riwayat yang lain juga menyebutkan bahwa salah satu dari aspek yang perlu dipertimbangkan dalam memilih calon pendamping adalah keturunannya. Keturunan yang berasal dari kalangan ningrat, pejabat, presiden atau tokoh lainnya di masyarakat juga menjadi pertimbangan. Tentunya kita tidak bisa memilih dari rahim siapa kita dilahirkan, atau dari keluarga mana kita dilahirkan. Semua itu hanya Allah yang dapat mengaturnya. Nah karena aspek ini kita tidak bisa mengutak-atiknya sedikitpun, maka untuk aspek nasab ini saya beri bobot terendah yaitu sebesar 0,05. Dengan poin dari 0 sampai dengan maksimal 100.
Bagaimana? sudah sangat jelas dan logis kan ya dasar argumentasi saya dalam memberikan pembobotan bagi masing-masing aspek tersebut? baik sekarang mari kita masuk ke perhitungan teknis metode Composit Performance Index. Kita asumsikan Anda memiliki 3 calon untuk menentukan 1 diantara mereka yang akan Anda ajak ta’aruf dan kemudian menikah. Calon pertama sebut saja namanya mawar, calon kedua sebut saja melati, dan calon ketiga sebut saja dahlia. Bertahun-tahun Anda mengenal wanita-wanita ini anggap saja Anda sangat mengetahui profil mereka semua. Anda mem-break down profil, karakteristik, dan perilaku mereka semua. Maka didapatkanlah poin-poin sebagai berikut:
1.      Mawar (Aspek Agama)
ü  Merdu suaranya ketika membaca Al-Quran, namun kefasihan tajwidnya kurang bagus (skor 20).
ü  Memahami Al-Quran dan Hadist dengan baik, sudah baik dalam penerapannya di keseharian hanya saja belum konsisten dalam menjalankannya (skor 30).
ü  Akhlaqnya baik sopan kepada orang tua, tidak pelit kepada sahabat, tapi saking dermawannya suka berlebihan ketika shoping (skor30).
ü  Total poin aspek agama adalah 80.
Mawar (Aspek Kecantikan)
ü  Rajin berolahraga, rajin ke salon, berjilbab rapih namun pakaiannya masih ketat dan menampakkan lekuk tubuh. (skor 25).
ü  Cantik nan imut wajahnya, lembut bahasanya bagaikan petugas call center, halus raut wajahnya, tinggi ideal seorang wanita (skor 50).
ü  Total poin aspek kecantikan adalah 75.
Mawar (Aspek Harta dan Kedudukan/Jabatan)
ü  Karyawan swasta  yang cerdas dan potensial mendapatkan promosi jabatan (skor 65).
Mawar (Aspek Nasab/ Keturunan)
ü  Berasal dari keluarga terpandang, anak pejabat anggota parlemen (skor 85).

2.      Melati (Aspek Agama)
ü  Membaca Al-Quran dengan memahami tajwid, namun masih terbata-bata (skor 22).
ü  Pemahaman dan pengamalan Al-Quran serta Hadist masih belum baik (skor 18).
ü  Mudah emosi, pintar memasak, namun keras kepala dan sulit sekali dinasihati (25).
ü  Total skor aspek agama adalah 65 poin.
Melati (Aspek Kecantikan)
ü  Perawatan terbaik wanita dari ujung kaki hingga ujung rambut, tinggi semampai, sehat energik dan gesit. Wajah cantik nyaris sempurna (skor 50).
ü  Belum berhijab, rpakaian sopan, sederhana namun anggun, nyaris sempurna (skor 40)
ü  Total aspek kecantikan adalah 90 poin.
Melati (Aspek Harta dan Kedudukan)
ü  Junior manajer di perusahaan multinasional, gaji tinggi, berpendidikan tinggi dengan gelar Master of Business Administration. (skor 90).
Melati (Aspek Nasab/ Keturunan)
ü  Anak dari menteri kabinet kerja Jokowi, keluarga politik terpandang dan berpendidikan (skor 95).

3.      Dahlia (Aspek Agama)
ü  Suaranya biasa-biasa saja dalam membaca Al-Quran, tetapi tajwidnya bagus, dan makhrajnya jelas. (skor 25).
ü  Pemahaman Al-quran dan hadistnya sangat baik, namun dia masih merasa kurang sehingga tiada hari tanpa mempelajari keduanya. Dan berusaha kaffah serta istiqomah untuk mewujudkannya pada keseharian. (skor 38).
ü  Akhlaqnya merupakan cerminan dari apa yang ada di dalam kepala dan hatinya. Ditunjang pemahaman Al-quran dan hadist nyang baik, tekad mengaplikasikan keduanya dalam kehidupan, menjadikan dirinya memiliki akhlaqul kariimah (skor 35).
ü  Total skor aspek agama adalah 98.
Dahlia (Aspek Kecantikan)
ü  Penampilannya sangat bersahaja. rapih, bersih, syar’i, simpel, aurat tertutup sempurna, enak dipandang dan tidak membosankan. (skor 45).
ü  Tidak terlalu tinggi, tidak terlalu cantik cenderung biasa-biasa saja. Tidak kurus tidak gemuk, sehat dan aktif bergerak (skor 30).
ü  Total skor aspek kecantikan adalah 75.
Dahlia (Aspek Harta dan Kedudukan)
ü  Sedang merintis usaha berdagang sembako kecil-kecilan, tidak ada yang istimewa dari harta dan kedudukannya (skor 55).
Dahlia (Aspek Nasab/ Keturunan)
Bersala dari keluarga baik yang sederhana, biasa saja tanpa status dan ketokohan dalam masyarakat (skor 60).
Dari semua data diatas selanjutnya kita rangkum dalam table berikut:


Agama
Kecantikan
Harta
Kedudukan
Keturunan
Total
Mawar
80
75
65
65
85
370
Melati
65
90
90
90
95
430
Dahlia
98
75
55
55
60
343
Bobot
0.5
0.23
0.12
0.1
0.05
1
Tabel 1

Pada posisi awal ini melati memiliki nilai yang terbesar, melati jauh mengungguli 2 kandidat lainnya. Langkah perhitungan berikutnya adalah membuat index, karena dari kasus disini adalah berbanding positif, artinya semakin besar skornya semakin baik jadi angka terkecil dari masing-masing aspek kita jadikan penyebutnya. Perhitungannya sebagai beikut:

Mawar: (80/65 x 100), (75/75 x 100), (65/55 x 100), (56/55 x 100), (85/60 x 100).
Melati: (65/65 x 100), (90/75 x 100), (90/55 x 100), (90/55 x 100), (95/60 x 100).
Dahlia: (98/65 x 100), (75/75 x 100), (55/55 x 100), (55/55 x 100), (60/60 x 100)
Hasil perhitungan excelnya adalah pada table berikut:

Agama
Kecantikan
Harta
Kedudukan
Keturunan
Total
Mawar
123.08
100.00
118.18
118.18
141.67
601.11
Melati
100
120.00
163.64
163.64
158.33
705.61
Dahlia
150.77
100
100
100
100
550.77
Bobot
0.5
0.23
0.12
0.1
0.05
1
Tabel 2

Kita masih dapati bahwa total skor melati di perhitungan tahap 2 ini masih terbesar dan jauh mengungguli mawar apalagi dahlia. Kemudian langkah berikutnya kita kalikan dengan bobot masing-masing aspek.

Mawar: (132.08 x 0.5), (100 x 0.23), (118.18 x 0.12), (118.18 x 0.1), (141.67 x 0.05)
Melati: (100 x 0.5), (120 x 0.23), (163.64 x 0.12), (163.64 x 0.12), (158.33 x 0.05)
Dahlia: (150.77 x 0.5), (100 x 0.23), (100 x 0.12), (100 x 0.1), (100 x 0.05)
Didapatkanlah hasil perhitunagn akhir excelnya sebagai berikut:

Agama
Kecantikan
Harta
Kedudukan
Keturunan
Total
Rank
Mawar
61.54
23.00
14.18
11.818
7.08
117.62
3
Melati
50
27.60
19.64
16.364
7.92
121.52
2
Dahlia
75.38
23
12
10
5
125.38
1
Bobot
0.5
0.23
0.12
0.1
0.05
1

Tabel 3

Kawan-kawan yang baik hati, walaupun kecantikannya biasa saja, berasal dari  keluarga biasa, berkedudukan rakyat biasa dan berkantong apa adanya. terbukti bahwa calon pendamping yang memiliki pemahaman dan pengamalan agama yang baik mempunyai penilaian keseluruhan tertinggi. Meskipun  Dahlia kalah dalam ke-empat aspek lainnya dibandingkan dengan 2 orang calon lainnya, tetapi dahlia menghasilkan poin tertinggi yaitu sebesar 134,9 dikarenakan dahlia memahami dan mengamalkan ajaran Al-Quran dan Hadist.
Kawan-kawan sekalian metode CPI ini memang sebetulnya metode yang lebih cocok dipakai untuk data-data kuantitatif asli, tapi yang mau saya tunjukan disini adalah memberikan sharing informasi kepada kawan-kawan semua agar lebih measurable dalam mempertimbangkan calon pendampingnya. Tentunya kriteria-kriteria diatas hanyalah sebagai contoh saja. Kawan-kawan pastinya memiliki preferensi sendiri dalam menentukan kriteria, skor penilaian, dan pembobotannya masing-masing. Pada tulisan ini pembobotan dan landasan berpikir saya adalah hadist Rasulullah dan Al-Quran yang menjadi pedoman kesuksesan kita di dunia dan akhirat.
            Semoga artikel sederhana ini bermanfaat memberikan tambahan informasi dan saran bagi kawan-kawan semua. Selain mempertimbangkan, mintalah saran kepada orang tua, kerabat dan orang-orang sholih/sholihah dalam memilih calon pendamping. Dan selalu libatkanlah Allah dalam memilih. Karena Allah Maha Mengetahui yang terbaik bagi kita, Allah lebih Mengetahui diri kita dibandingkan diri kita sendiri.

Hendri Wijaya
Bachelor of Islamic Economics from Faculty of Sharia and Law (muamalat.fsh.uinjkt.ac.id)
Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta (www.uinjkt.ac.id)
Graduate Student of Master Program in Sharia Management
Graduate School of Management and Business (www.mb.ipb.ac.id)
Bogor Agricultural University (www.ipb.ac.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar